Menulis Cerpen dan Novel

Cerpen adalah karya sastra yang berbentuk prosa.

Kelebihan cerpen antara lain:

~ Karya sastra yang bisa dinikmati sekali duduk.

~ Sederhana dalam ukuran cerita.

~ Memiliki keterbatasan tokoh.

~ Memiliki banyak nilai kehidupan.

Novel berasal dari kata novella (bahasa Italia)yang artinya sebuah kisah atau sepotong berita. Novel termasuk karya sastra berbentuk prosa.  Novel lebih panjang dan lebih kompleks dari cerpen

Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Roman memiliki alur yang lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.

Dalam cerita, baik cerpen, novel, maupun roman  ada strukturnya, yaitu:

~ Orientasi (gambaran awal cerita, tentang tokoh, dan suasana)

~ Komplikasi (munculnya konflik awal, puncak ketegangan “klimaks”, dilanjutkan

peleraian atau mulai penurunan ketegangan.

~ Resolusi  (penyelesaian masalah)

Di akhir sebuah cerita, ada coda atau amanat yang bisa diambil dari sebuah cerita. Amanat bisa tersurat bisa juga tersirat.

Ada dua unsur pembentuk dalam karya sastra, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur dari dalam dan unsur ekstrinsik merupakan unsur di luar pembentukan kafrya sastra.

Unsur intrinsik pada novel:

    ~ Tema

Tema merupakan pokok persoalan dari sebuah cerita yang terus menerus dibahas.

    ~ Setting/latar

Latar/seting merupakan gambaran tentang tempat/ruang, waktu, suasanan di dalam

sebuah peristiwa.

    ~ Sudut pandang

* Orang pertama tokoh utama dan tokoh tambahan/pelaku sampingan.

* Orang ketiga pelaku utama serba tahu dan sangat terbatas

    ~ Alur/plot

Alur/plot merupakan jalan cerita mulai awal hingga akhir.

Secara garis besar alur cerita menjadi tiga, yaitu orientasi (perkenalan), komplikasi

(memunculan masalah, peningkatan masalah, puncak masalah/klimaks, penurunan

masalah/antiklimaks, resolusi (penyelesaian)

Ada dua alur, yaitu alur maju (linear) dan alur mundur (flashback).

      Alur maju adalah alur yang susunannya  dimulai dari peristiwa awal, peristiwa kedua,

ketiga, dan seterusnya, sampai cerita itu berakhir. Dari sisi waktu, maka peristiwa

berjalan dari masa lalu ke masa ke depan.

      Alur mundur adalah alur yang susunannya dimulai dari peristiwa

     ~ Penokohan / perwatakan

Penokohan merupakan pelukisan mengenai pelaku atau tokoh cerita, baik keadaan

lahir maupun batin.

Ada dua cara pengembangan dalam penokohan:

* Secara langsung (analitik)

Watak tokoh tertulis secara jelas di dalam sebuah cerita.

* Secara tidak langsung

Watak dari masing-masing tokoh tidak tertulis secara langsung di dalam secuah cerita.

Untuk mengetahui watak tokoh bisa digambarkan melalui gerak-gerik (tingkah laku),

cara berpakaian, tempat tokoh, cara berbicara, dll.

 

Ada watak yang menempel pada  setiap tokoh:

* Protagonis

Gambaran tokoh yang disenangi.

* Antagonis

Gambaran tokoh yang tidak disukai (dibenci)

* Tritagoni

Gambaran tokoh netral, perilaku biasa-biasa saja (bukan protagonis juga bukan

antagonis)

~  Gaya Bahasa (permajasan)

Gaya bahasa sering disebut dengan majas atau bahasa kias. Majas adalah cara

memilih bahasa yang cocok untuk menggambarkan sebuah cerita.

      ~ Amanat

Pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui tulisannya. Pesan bisa tertulis

jelas (tersurat), ada pula yang memerlukan pemahaman secara keseluruhan (tersirat)

 

     Unsur ekstrinsik pada novel:

  • Latar Belakang
  • Sejarah
  • Biografi pengarang

 

Contoh Cerpen:

Kesepian

Oleh: Clarissa Tyas Pramesti (Kels V SD AKGS)

 

Tiara adalah seorang anak berambut panjang hitam, panjang sebahu dan berkulit putih bersih. Ayah dan ibunya seorang pegawai yang sukses. Ia anak tunggal dari keluarga itu. Jadi, dia agak manja. Orang tuanya tidak sayang untuk mengeluarkan banyak uang asalkan hati anaknya bahagia.

Banyak cara yang dilakukan oleh orang tuanya agar Tiara bahagia. Berbagai mainan serta kecukupan harta yag melimpah, ternyata bagi Tiara belum cukup. Tiara masih merasa ada yang kurang dalam kehidupannya.

Sudah berpuluh-puluh mainan yang dibelikan oleh orang tuanya, dia biarkan mematung tanpa disentuh sedikitpun. Ibu yang mengetahui tentang perubahan Tiara ini langsung berfikir bagaimana cara menghibur anak kesayangannya itu. Namun, sampai sekarang ibu belum tahu apa alasan yang membuat Tiara murung.

Keesokan harinya, sepulang dari sekolah, Tiara langsung mengunci kamar dan menangis terisak-isak. Dia tidak mengganti seragam sekolahnya  yang terlihat masih bersih dan putih. Sebelumnya dia tidak pernah melakukan perbuatan seperti itu karena dia anak adalah anak yang disiplin.

Tampaknya Tiara merasa kesepian. Ayah dan ibunya sudah tidak pernah berkumpul bersama dengan Tiara seperti dulu lagi. Hal inilah yang membuat Tiara berubah sikap, selalu tampak murung dan bersedih.

“tanpa memikirkan aku, ayah dan ibu sibuk terus dengan pekerjaannya. Sekarang mereka tidak pernah mengajakku bermain seperti dulu lagi. Mereka sudah tidak menyayangiku. Tidak sayang aku lagi…”Celoteh Tiara kesal.

Tanpa Tiara sadari, ternyata ibunya mendengarkan perkataan itu. Ibu yag tadinya terburu-buru karena sebentar lagi di kantornya akan ada rapat penting, langsung diam terpaku di depan kamar putrinya dengan perasaan bersalah.

“Rupanya dia kesepian di sini tanpa aku temani, Tiara maafkan ibu” sesl ibu di dalam hati, sambil menahan tangis yang hamper meluncur ke pipinya.

Betapa paniknya wanita itu saat mendengar Tiara membuka pintu kamarnya yang terkunci. “Ibu…ibu” seru Tiara yang terkejut saat ibu memeluknya dengan erat secara tiba-tiba. Pipinya basah karena ditetesi cairan hangat dari matanya.

“Maafkan Tiara Bu. Tiara tahu kalau ibu ingin bekerja untuk membantu pekerjaan ayah. Tapi…Tiara kesepian kalau ibu  tidak ada di rumah.” Keluh Tiara dengan suara datar.

“Bu…teman-teman juga juga sering mengejek Tiara. Kata mereke Tiara anak yang kekurangan kasih sayang, orang tuanya jarang di rumah.” Tiara menambah keluhnya.

“Tiara, ibu yang bersalah, nak. Ibu sudah meninggalkan kewajiban ibu untuk menjagamu. Tetapi, mulai sekarang ibu berjanji akan menghentikan pekerjaan ibu. Sekarang tersenyumlah, nak! Jangan menangis lagi! Anak ibu tidak boleh cemberut.” Ucap ibu menghibur.

“terima kasih ibu. Tiara sayang ibu.” Keduanya saling menebar senyum. Sejak saat itu ibu menghentikan pekerjaannya dan lebih memperhatikan keadaan anak semata wayangnya, Tiara.

Facebook
Twitter
Email
Print

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *