Latar Belakang
Pembelajaran di kelas menjadi sebuah langkah untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Melalui langkah pembelajaran, siswa diajarkan untuk memiliki pola pikir yang sistematis dan terstruktur yang harapannya dapat diimplementasikan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dikehidupan sehari-hari. Namun bagaimana jika pembelajaran malah menjadi momok yang menakutkan bagi siswa saat belajar di kelas?. Adanya pembelajaran yang dianggap menakutkan menjadi label tersendiri bagi pembelajaran-pembelajaran yang bersifat eksak dan abstrak terjadi di beberapa mata pelajaran, termasuk salah satunya yaitu pembelajaran matematika.
Stigma pembelajaran matematika sebagai teror bagi siswa sudah hadir sejak lama. Hal ini dikarenakan adanya kekhasan matematika sebagai pelajaran yang penuh dengan numerasi dan keangkaan dan juga adanya sugesti “sulit” yang sudah melekat di pikiran siswa untuk belajar mengenai matematika.
Selain itu, matematika juga dianggap kurang kemanfaatannya untuk kehidupan sehari-hari bagi siswa. Matematika dianggap sebagai mata pelajaran teoritis yang penerapannya sangat terbatas. Oleh sebab itu, guru matematika harus bisa membawakan pelajaran matematika secara kreatif dan kontekstual.
Apa itu Harvard Case Study?
Pak Angga, yang juga merupakan guru Matematika di SMPI Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya, melihat ini sebagai peluang untuk memberikan pembelajaran matematika dengan pendekatan yang berbeda, modern, dan berwawasan global. Pak Angga mencetuskan Mathematics in Action, dimana program ini merupakan adopsi dari kegiatan yg rutin dilakukan di sebuah kampus ternama di dunia, yaitu Harvard yang memiliki program ‘Harvard Case Study’.
“Harvard Case Study” merujuk pada pendekatan pendidikan yang populer di Harvard Business School dan banyak lembaga pendidikan bisnis lainnya di seluruh dunia. Pendekatan ini melibatkan analisis mendalam terhadap situasi bisnis nyata atau masalah manajemen yang dihadapi oleh sebuah perusahaan atau organisasi. Biasanya, kasus tersebut didasarkan pada pengalaman nyata dan dapat melibatkan banyak aspek, seperti strategi bisnis, manajemen operasional, pemasaran, keuangan, atau masalah organisasi.
Langkah-langkah Mathematics in Action
Pak Angga mengemas “Harvard Case Study” dalam bentuk pembelajaran matematika yang diberi tajuk “Mathematics in Action”. Program ini rutin dilakukan pak Angga ketika mengajar matematika, khususnya setiap pertemuan terakhir di setiap bab.
Proses Mathematics in Action melibatkan langkah-langkah berikut:
-
Deskripsi Kasus: Siswa diberikan deskripsi rinci tentang situasi atau masalah yang dihadapi.
-
Analisis: Siswa diminta untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi situasi tersebut, termasuk tantangan, peluang, dan risiko yang dihadapi.
-
Identifikasi Masalah Utama: Siswa harus mengidentifikasi masalah utama yang dihadapi dan memahami akar penyebabnya.
-
Pilihan Strategi: Siswa diminta untuk mengusulkan strategi atau tindakan yang mungkin diambil untuk mengatasi masalah atau mencapai tujuan yang diinginkan.
-
Diskusi dan Solusi: Diskusi kelas dilakukan di sekitar analisis dan rekomendasi siswa. Guru memfasilitasi diskusi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang isu-isu yang terlibat dan alternatif solusi yang mungkin.
-
Penutup: Biasanya, kasus berakhir dengan pembahasan pelajaran yang dipetik dari analisis kasus tersebut, serta implikasinya secara umum.
6 thoughts on “Mengenal Mathematics in Action, Pendekatan yang Diadopsi dari Harvard untuk Pembelajaran Matematika di SMPI Alazka Surabaya”
keren sekali Pak Angga
Keren sekali. Pengen ikutan jadi siswanya pasti seru
Mantap
Mantap, inilah yg disebut meaningful learning from math.
Ngga sia-sia sekolahkan anak disini, paket lengkap,, Terima kasih Alazka
Ngga sia-sia sekolahkan anak disini, all in,, Terima kasih Alazka