Konsep pendidikan kekinian atau yang sering disebut dengan jaman “now” atau pendidikan abad 21 ternyata kembali pada konsep spiritual. Dalam konsep pendidikan abad 21 ada tiga hal yang menjadi fokus pengembangan, yaitu karakter, literasi, dan kompetensi. Untuk mendisain generasi emas, maka terlebih dahulu dibutuhkan guru jaman now yang berpola pikir abad 21.
Pendidikan karakter merupakan pola pengawalan terhadap potensi yang dimiliki oleh setiap anak. Konsep ini merujuk pada Surat Asy-Syams ayat 8-10. “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sungguh merugila orang yang mengotorinya.” Dalam penguatan pendidikan karakter (PPK), pengawalan dilakukan di tiga ranah, yaitu PPK berbasis kelas, PPK berbasis sekolah bersinergi dengan orang tua, dan PPK berbasis masyarakat.
Budaya literasi atau kemahirwanaan merupakan bentuk pembiasaan membaca dan menulis dalam sekala lebih luas. Konsep literasi berangkat dari sebuah perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW saat hendak mengemban tugas kerasulan. Hal ini diabadikan di dalam surat Al-Alaq ayat 1-5, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara baca-tulis (kalam). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam menjalankan sebuah tugas. Di dalam surat Al-Qoshos ayat 26 ada rambu rambu untuk merikrut pegawai, yaitu yang memiliki kompetensi dan tanggung jawab, “Ya bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita) karena sesungguhnya orang yang paling baik yang diambil pekerja adalah orang yang kuat (memiliki kompetensi) dan dapat dipercaya (tanggung jawab).”
Drs. Najib Sulhan, MA