Ada tiga fase yang dilalui oleh setiap manusia dalam menapaki kehidupan. fase pertama, usia 0 hingga 7 tahun. Fase ini disebut dengan fase tanam. Para pakar sering menyebut sebagai masa keemasan (golden age). Sahabat Ali bin Abi Tholib menyarankan agar memperlakukan usia anak seperti ini sebagai seorang raja. Artinya, usia ini perlu keteladanan dan penanganan lebih serius. Apa yang dilihat dan didengar oleh anak dari lingkungan sekitar, anak tidak bertanya benar atau salah. Semua masuk dalam memori jangka panjang dan tersimpan untuk selamanya. Untuk itulah harus berhati-hati dalam tutur dan sikap.
Pembentukan otak, 80 % dibangun sebelum usia 8, sisanya tinggal 20%. Ini artinya, di masa golden age ini, orang tua perlu memberikan perhatian lebih terhadap nutrisnya. Gizi seimbang perlu untuk membangun kondisi fisik dan raga. Sementara telinga dan mata diberikan rangsangan yang positif. Dengan memperhatikan fase pertama ini, maka akan mendapatkan kondisi yang baik saat memasuki fase kedua.
Fase kedua tahap perkembangan anak adalah usia 8 hingga 12 tahun. Fase ini disebut usia model. Anak mulai mencoba meniru apa yang dilihat dan didengar. Anak mulai mencari figur panutan. Bahayanya, saat rumah dan sekolah tidak dijadikan figur keteladan, maka anak akan mencari figur di lingkungan temannya atau televisi, entah yang positif maupun yang negatif. Sahabat Ali mengatakan bahwa untuk menghadapi anak usia ini, maka perlakukan anak seperti tawanan perang. Artinya, mulai ada aturan yang dibuat oleh orang tua bersama anak. Jika sepihak, anak merasa terlalu dikendalikan sehingga butuh adanya kesepakanan ortu dan anak.
Fase ketiga tahap perkembangan anak adalah usia 13 hingga 25 tahun. Fase ini disebut fase sosial. ini adalah usia ledakan pada diri anak. Orang tua sudah sulit mengontrol anak. Usia ini anak mulai ingin diperhatikan dan ingin memperhatikan lawan jenis. Usia ini paling berat bagi anak juga bagi orang tua. Jika setiap fase diperhatikan dengan baik, in sya Allah di saat usia ledakan, usia sosial, kita dapati anak-anak yang sesuai harapan kita, semoga.
Drs. Najib Sulhan, MA