Gara-gara Map Cokelat

Oleh: Chairunnisa Salfa Nurika

Salfa

Di rumah aku dipanggil dengan sebutan Sasa, yang sebenarnya namaku Sarah dan umurku 15 tahun. Keisha, Keisha dalah adik perempuaanku. Dia masih duduk dikelas 5 dia amat sangat manja. Jika tidak dituruti dia akan tetap merengek sampai apa yang dia mau tercapai. Minggu pagi ini, jam 7 tepatnya dirumah sudah disambut dengan teriakan Keisha yang sangat amat mengagetkan. Teriakan itu terdengar dari lantai 2 di kamar Keisha. Teriakan itu sangat kencang hingga membuat semua orang yang ada dirumah langsung naik ke kamar Keisha. Begitu pun aku yang sedang asik membantu bibi membuat sarapan.

“Whaaaaaaaaaaa…..”. teriak Keisha.

“ada apa Keisha”. Tanya mama dengan kaget

“aku bosen dirumah saja, aku mau jalan-jalan ke mall sama kak Sasa”. Jawab Keisha dengan muka tak bersalah

“yaampun kamu ngagetin semua orang saja. Papa kira kamu jatuh atau terluka”. Ujar papa

“Apaaa? Nggak kakak nggak mau, tugas kakak masih banyak”. Jawab ku dengan suara agak tinggi.

“ayooo dong kak,, pliiiiiisssss”. Kata Keisha dengan muka sangat memohon

Aku langsung turun dan menghiraukan Keisha. Jam setengah 10 kesiha kembali berteriak lagi.

“kakak ayoo ke mall, dirumah panasssss, kakakkk”. teriak Keisha

“haduuh, kamu ini, yaudah yaudah ayo ke mall, tapi kakak mandi dulu”. jawab ku sambil kesal

“yeeey makasih kak”. Jawab Keisha yang sangat senang sekali

Saat sampai di mall, aku dan Keisha jalan sambil liat liat. Di salah satu lantai di mall itu ada satu tempat yang menyediakan permainan untuk semua usia. Dan Keisha mengajak aku main ke situ.

“kak ayoo kak main kesana”. Kata Keisha sambil narik tangan ku untuk masuk ke tempat permainan itu

“kakak lupa bawa kartunya Kei, besok lagi aja ya, sekarang kita shopping aja beli baju”. Jawabku sambil merayu

“nggak mau aku maunya sekarang, ayoo kak ayoooo”. Rengek Keisha

Tiba-tiba ada seorang wanita datang menghampiri aku dan Keisha

“ini pakai punya saya dulu saja”. Sambil memberikan kartunya ke Keisha

“yey makasih kak”. Kata Keisha, dan langsung menerima kartu itu

“eeh, jangan Keisha. Itu punya kakaknya nggak boleh, ayo kembalikan”. Larangku ke Keisha

Keisha pun mengembalikannya dengan muka sedih

“udahlah nggak papa pake ajaa, dah gih main sana”. Tawar wanita itu

Akhirnya Keisha bermain dengan menggunakan kartu milik lelaki itu. Sambil menunggu Keisha bermain, aku dan laki-laki itu berbincang-bincang. Sampai akhirnya Keisha bosan dan mengajak aku untuk pulang. Dan aku berpamitan dengan wanita itu sambil mengembalikan kartunya.
*diperjalanan pulang*

“kak, kakak tadi baik yaa, mau minjami kartunya ke aku”. Ujar Keisha
Aku hanya diam dan berkata pada diriku sendiri. “oiya nama lelaki itu siapa ya kok tadi aku lupa menanyakannya, Tetapi yasudahlah, mungkin itu rezekiku”
*seminggu kemudian*

Ternyata akupun bosan juga kalau hari minggu. Aku pun izin ke mama untuk mengerjakan tugasku di taman dekat rumah dan sambil membawa laptop. Sampainya di taman aku mencari kursi yang kosong dan mendudukinya. Lalu aku membuka leptopku dan mulai mengerjakan tugasku. Beberapa saat kemudian, di depanku aku melihat ada seorang bapak-bapak memakai baju putih dan aku melihat ada map coklat jatuh tepat dibawah bapak itu. Ku kira itu punya bapak itu dan aku segera menggambil map itu tetapi suda ada wanita yang mengambilnya. Saat aku melihat orangnya ternyata.

“lhooo, kamu kan yang pas itu di mall”. Tanyaku ke perempuan yang meminjamkan kartunya ke Keisha saat itu yang berbaju putih juga dan membawa tas

“iiyaaa aku yang waktu itu, by the way ini map punyamu?”. Tanya perempuan itu

“bukaan, map ini punya bapak itu yang berbaju putih itu”. Jawabku

“ooooh bapak itu”. Tanya dia sambil menunjuk

“iyyaaaa”. Jawabku lagi

“kalo gitu ayoo kejaar bapak itu siapa tau map ini penting”. Ujarnya

“ayooo”. Jawabku sambil memasukan leptopku ke tas. “bapak itu keliatannya pergi naik motor deh” ujarku lagi

“oiya itu, oke kamu tunggu sini dulu aku ambil motorku dulu, jangan kemana-kemana” jawab dia sambil gugup

Lalu dia datang membawa motornya. Aku agak ragu saat mau naiki motornya.

“ayoo cepetan, kok benong. Kamu ga perlu takut aku sudah 17 tahun kok. Nanti bapak-bapak itu keburu pergi lhooo”. Ujar perempuan itu

Setelah mendengar dia berumur 17 tahun aku pun naik. Ternyata bapak itu naik motornya kencang sekali. Aku dan laki itu tetap mengejar bapak itu. Sehingga perempuan menyetirnya sangat kencang. Membalap semua kendaraan, karena tidak mau ketinggalan jejak bapak itu. Saat diperjalanan tiba-tiba macet. Berisik dengan bunyi klakson motor dan mobil, saat didekatinya. Ada makanan berserakan di tengah jalan dan ada seorang nenek yang sedang memberesinya. Entah apa yang dipikiran orang-orang itu, mereka ingin segera jalan tetapi mereka tidak ingin membantu nenek itu. Akhirnya aku membantu nenek itu hingga selesai. Dan setelah selesai membantu nenek itu aku berangkat lagi untuk mencari bapak itu.

“eeeh.. stop stop stop”. Kataku sambil mengepuk bahu perempuan itu supaya dia berhenti. “kamu liat deh yang ditukang bakso itu, itu bapak kita cari bukan sih?”. Tanyaku

“keliatannya iyaa… ee eh iya itu bapaknya, ayo kita hampiri”.

Ajaknya perempuan itu pun langsung memberhentikan motornya, aku langsung lari meninggalkan si perempuan yang sedang memarkir motornya*ditukang bakso itu* “permisi pak, bapak kehilangan ini bukan?”. Tanyaku dengan sopan

“tidaaak”. Jawab bapak itu sambil mengunyah baksonya

“lho tadi saya liat bapak ditaman, dan saya liat map ini jatuh didekat bapak”. Ujarku dengan kaget dan sedikit memaksa

“iiyaa, memang saya tadi ditaman tapi saya tidak merasa membawa map itu dan menjatuhkannya” jawab bapak

“ooh oke pak trimakasih mungkin kita yang salah liat”. Ujar perempuan itu dengan sopan pula

Lalu aku dan lelaki itu mencari tempat duduk untuk istirahat sebentar. Dan perempuan itu mencari minum untuk kita berdua.

“nih minum dulu, kamu pasti capek”. dengan memberikan minumannya kepadaku

“makasih yaaa”. Ujarku.

“oiya, kita dari pertama ketemu kita belum kenalan lhoo, kenalin namaku Ressi”. Kata Ressi

“oh, hai kak Ressi. Namaku Sarah”. Jawabku dengan sedikit malu

“nggak usah pake kak. Emang umur berapa?” Tanya Ressi

“15”. Jawabku lagi

“beda 2 tahun aja kok nggak papa. Anyway Sarah kamu suka ke taman itu yaa.”. Kata Ressi

“iya rumahku deket situ, cari suasana baru aja buat ngerjain tugas biar ga bosen hehe”. Jawabku

“oooo iyaa memang enaknya gitu yaa”. Jawab dia lagi

“oiya Ressi ngomong-ngomong map ini punya siapa ya”. Tanyaku penasaran

“hmmm… bentar deh (dia membuka tasnya), lho kok nggak ada ya”. Kata ressi sambil kebinggungan

“apaanya?” tanyaku

“mapku, tadi aku bawa map coklat juga. Terus aku masukin ke tas saat ditaman tadi”. Jawabnya dengan gugup

“jangan-jangan”. Kataku dan Ressi dengan bersama sama

“cobaku buka yaa”. Kata Ressi dengan tidak sabar

“bagaimana Remy apa benar itu punyamu?”. Tanyaku dengan penasaran

“hehe iyaa benar”. Jawabnya dengan rasa tidak enak

“jadiii,, daritadi kita muter-muter, capek-capek nyari si bapak yang dikira punya map ini dan ternyata”. Tanyaku dengan kaget dan tidak bisa berkata apa-apa

“maaf”. Kata si Ressi dengan memohon

Ternyata map coklat itu yang ku temukan ditaman dengan Ressi, yang ku kira dengan Ressi itu punya si bapak yang berbaju putih. Ternyata map coklat itu punya perempuan yang kutemukan di mall dan bertemu lagi ditaman, yang daritadi bersamaku untuk mencari orang yang mempunyai map itu. Remy merasa bersalah dengan ku dan sebagai ganti perminta maafnya kepadaku, Ressi membelikanku makan dan ia mengantarkanku pulang. Dan sesamapainya aku dan Remy dirumah. Remy bermain dengan Keisha, Keisha sangat senang bermain dengan ressi. Dan semenjak itu aku dan Ressi berteman baik.

Facebook
Twitter
Email
Print

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *