Oleh: Rania Andarini Putri
Hai, kenalkan namaku Zahwa. Aku duduk dikelas 6 Sekolah Dasar. Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Kakakku duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Atas dan adikku masih duduk di kelas 2 sekolah dasar. Ayahku adalah seorang Karyawan Swasta dan Ibuku seorang Ibu Rumah Tangga. Dari kecil aku mempunyai cita-cita menjadi seorang reporter, aku selalu membayangkan untuk menjadi seorang reporter. Bahkan, jika aku menonton televise aku membayangkan berada di acara televise tersebut menjadi seorang reporter.
Pemilihan reporter cilik diadakan setiap tahunnya di sekolahku. Reporter yang terpilih akan mewawancarai seseorang dengan masalah-masalah tertentu. Nantinya, hasil wawancara itu akan dimuat di mading sekolah dan pemenangnya akan masuk ke dalam bulletin sekolah. Kontes reporter cilik bertemakan kepedulian terhadap anak yang kurang mampu, sehingga aku harus mewawancarai anak-anak panti asuhan dan anak-anak fakir miskin.
Setiap tahunnya selalu dipilih enam orang reporter cilik. Masing-masing satu orang dari tiap tingkatan kelas, yaitu mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Aku pun mendaftarkan diri agar bisa menjadi reporter cilik, walaupun hanya sementara. Menjadi seorang reporter adalah cita-citaku.
Di sisi lain, aku sudah kelas 6, aku harus sering belajar dan tidak hanya mementingkan tugas wawancaraku saja. Pada saat kontes reporter cilik kita diminta untuk mewanwancarai anak-anak panti asuhan dan anak-anak fakir miskin serta kita diberi waktu oleh sekolah untuk mewawancarai dan menyelesaikan liputannya selama 1 bulan. Tentu bukan hal yang mudah untuk membagi waktu antara sekolah, les bimbingan belajar, les private di rumah, dan meliput anak-anak panti asuhan dan anak-anak fakir miskin. Ibuku mendaftarkanku ke lembaga bimbingan belajar dan les private, tujuannya adalah agar aku bisa mendapatkan nilai-nilai terbaik. Semua orang tua pasti menginginkan anaknya agar bisa sukses, sedangkan anaknya pasti ingin membanggakan kedua orang tuanya. Jadi aku akan membagi waktu antara mewawancarai anak-anak fakir miskin dan anak-anak panti asuhan.
Keesokan harinya, aku pulang sekolah pukul 3, karena ada pelajaran tambahan di sekolah, setelah itu aku ada les private di rumah pukul 5, jadi aku masih ada waktu untuk wawancara. Yang pertama aku wawancarai adalah anak-anak panti asuhan terlebih dahulu. Sesampainya di Panti Asuhan, aku langsung mewawancarai salah satu anak dari panti asuhan itu. Aku mewawancarai anak panti asuhan itu selama setengah jam. Sesampainya di rumahaku langsung mandi dan siap-siap untuk les private. Kebiasaanku setelah les adalah membaca baca ulang pelajaran yang diajarkan oleh guru ketika di sekolah, sehingga pelajaran itu tidak mudah lupa. Setelah belajar lagi aku langsung istirahat agar bisa bersekolah pada keesokan harinya.
Pada pukul 3 pagi, aku terbangun dan melaksanakan sholat malam. Aku selalu memasang alarm pukul 3 pagi agar aku bisa melaksanakan sholat malam, pada saat sholat aku selalu berdoa agar diberikan kesehatan dan dapa tmelaksanakan kegiatan-kegiatan sekolah maupun di luar sekolah, agar aku dapa tmembanggakan kedua orang tuaku, dan bisa mendapatkan nilai-nilai terbaik.
Setelah dua minggu, aku selalu menjalaninya dengan penuh semangat dan hampir menyelesaikan tugas untuk kontes reporter cilik.Teman-temanku dan keluargaku selalu mendukung dengan apa yang aku kerjakan dan mengingatkanku agar aku tidak lupa belajar untuk Ujian Nasional.
Aku pun sering menemui narasumberku untuk melakukan kegiatan wawancara. Setelah mewawancarai narasumber, aku pun langsung menyusun liputannya. Lumayan hasil liputan dan wawancaraku, dan aku rasa aku bisa memenangkan kontes reporter cilik. Dengan penuh semangat dan percaya diri aku bisa melanjutkan tugas-tugasku.
Tanpa terasa sisa waktu hanya tinggal seminggu lagi, aku pun hanya menyusun liputan-liputan saja. Aku yakin sekali dengan penuh percaya diri aku bisa mengerjakan dengan baik dan memenangkan konter reporter cilik. Kini, tugas liputan dan wawancara pun bisa aku selesaikan dengan baik, lancar, dan tepat waktu.
Keesokan harinya adalah waktu pengumpulan hasil liputan dan wawancara. Semua peserta berhasil menyelesaikan tugas ini secara baik juga. Tidak bisa kubayangkan bagaimana bahagiannya aku bisa menyelesaikan tugas ini. Aku sangat bangga dengan diriku sendiri. Sebelum pengumpulan aku meminta doa kepada kedua orang tuaku, terutama kepada ibuku agar semua bisa berjalan dengan lancar. Ternyata pengumuman pemenang kontes reporter cilik dilaksanakan pada keesokan harinya. Rasanya lama sekali menunggu esok hari. Aku tidak sabar untuk menunggu hasil dari wawancara dan liputanku.
Keesokan harinya, tibalah saatnya pengumuman pemenang kontes reporter cilik. Para juripun mengumumkan bahwa pemenangnya adalah“ Zahwa”, Setelah aku mengetahui bahwa aku adalah pemenangnya aku segera maju ke depan dan menerima hadiah tropi dan uang tunai sebesar lima juta rupiah. Akhirnyabuahperjuangankusaatinimembawakanhasil yang sangat memuaskan. Dan akhirnya aku bisa menjadi reporter cilik, walaupun hanya sementara saja.
Tapi jangan senang-senang dahulu karena masih ada satu tujuan lagi yang harus aku capai yaitu mendapatkan Nilai terbaik dalam Ujian Nasional. Dua bulan setelah pengumuman kontes reporter cilik, aku pun mulai memasuki ruangan Ujian Nasional. Rasa deg-degan pun muncul saat aku mengerjakan soal ujian nasional. Tiga hari pun berlalu dengan cepat. Selama waktu menjelang pengumuman nilai Ujian Nasional aku selalu berdoa agar aku medapatkan nilai yang terbaik.
Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Aku dan ibuku datang menuju sekolah untuk mendengarkan pengumuman nilai ujian nasional. Kepala sekolahpun membacakan bahwa peringkat nomor satu Ujian Nasional pada tahun ini diraih oleh “Zahwa”. Aku pun langsung memeluk ibuku dan mengucapkan terima kasih bahwa telah mendoakanku setiap hari dalam doa-doa ibu.
Dengan penuh perjuangan, dengan penuh kerja keras, aku bisa mendapatkan semua yang aku inginkan baik menjadi reporter cilik maupun mendapatkan nilai tertinggi nomor satu di sekolahku. Aku sangat bangga sekali. Dan kini orang tuaku sangat bangga kepadaku karena aku telah meraih semua impian-impianku.