Prestasi di Kota Otonom

Oleh: Bryan Johar Ilham Alam

Bryan

Hallo, kalian pasti sudah mengenal saya. Kalo yang belum kenal saya, perkenalkan nama saya Bryan. Saya sangat suka permainan sepak bola. Dari kelas 4 saya sudah bersahabat dengan bola, sekitar 5 tahunan. Saya tidak jenuh dengan permainan ini, karena sepak bola adalah sebagian dari hidupku dan disinilah cita-citaku untuk menafkahi keluargaku nanti. Alasan lain saya sangat senang dengan permainan ini karena sepak bola adalah olahraga yang lebih terhormat dari mereka yang selalu memainkan tali gas dan mereka yang memakai baju kegedean.

Sepak bola ialah olahraga konyol 11 lawan 11 yang meperebutkan 1 bola untuk bisa mencetak gol ke gawang lawan, akan tetapi dimasa sekarang pemain bola adalah pekerjaan high class. Maka dari itu, olahraga satu ini digemari oleh banyak orang didunia. Dan percayalah, cowok pemain bola lebih mempunyai masa depan, daripada anak racing yang tidak mempunyai mimpi mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia, dan hanya menghambur-hamburkan uang demi kuda besinya. Saya sangat setuju dengan perkataan Maldini Pali, Timnas Garuda, yang berkata “tackle sekeras apapun takkan membuat saya takut untuk terus berlari”. Akan tetapi, masalah kecil seperti wanita lah yang membuat kami hilang fokus di lapangan.

Prestasi yang saya buat dengan team sepak bola saya yaitu Akademi WCP Gresik adalah saat kami mengikuti kejuaraan piala Festival Sepakbola Anak So Nice Tingkat Nasional Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah, tahun 2014 di Semarang, 23-26 Juni.

Saya senang sekali disana, kami mendapatkan banyak pengalaman dan mendapat ilmu. Kami diajarkan untuk selalu kompak, seperti pergi ke masjid bersama-sama dan sholat berjamaah, dan makan juga harus bareng-bareng. Karena kita team, tidak ada yang dibeda-bedakan, dan didalam suatu team kita harus mempunyai sifat bekerja sama dan bekerja keras karena olahraga sepak bola mengutamakan kerja sama, kalau bekerja sendiri pasti cepat capek atau cepat habis staminanya. Kami juga tidak boleh main hp karena bisa membuat hilang fokus. Jam tidur juga ditentukan disana, kami se team tidur jam 8 dan yang lebih dari jam 8 besok disaat pertandingan tidak dimainkan.

Banyak team yang mengikuti kejuaraan di Semarang ini, tetapi yang diambil untuk final hanya 3 team dari masing-masing grup. Saya dan team WCP akan berusaha keras dan berdoa untuk pulang dengan membawa prestasi, piala dan piagam. Kami harus mendapatkan poin yang banyak untuk bisa lolos ke final dengan 2 team lawan yang masuk ke final juga. Dan akhirnya team WCP masuk final dengan lawan yang berbakat tinggi, yaitu, SSB Tugu Muda Semarang dan Real Madrid Jogja.

Badan kami terasa pegal dan lemes setelah melawan team sepakbola setingkat nasional yang dari luar pulau, kami tidak bisa bermain bagus pada final nanti kalau badan kami tidak fit. Oleh sebab itu, pelatih menyuruh kami untuk rendam dan mandi air es yang bisa membuat pegal hilang. Kami bergilir berendam dan mandi dengan air es. Setelah selesai badan kami terasa lebih enteng dan sudah tidak pegal-pegal lagi. Badan kami kembali fit dan bisa memenangkan kejuaraan ini.

Akan tetapi, saya cemas karena semua orang tua teman-teman saya hadir untuk menyaksikan laga final kejuaraan tersebut. Saya juga merasa takut kalah karena bakat dan pengalaman mereka melebihi kami. Tetapi kami se team disuruh coach untuk sholat dan tenang kan hati agar pertandingan nanti diberi kemudahan. Kami berdoa sangat sungguh-sungguh untuk sebuah prestasi yang bisa mengharumkan nama team dan bisa membanggakan orangtua.

Kami diberikan satu hari untuk istirahat oleh panitia. Kami tidak mensia-siakan hal ini, kami semua istirahat dan tidak lupa meminum madu yang diberikan pelatih dan juga vitamin. Kami juga tidak lupa untuk beribadah, kami berangkat bersama-sama dan sholat berjamaah dengan penduduk. Kami tidak lepas dengan doa untuk diberi keringanan untuk melawan team musuh.

Akhirnya hari final itu tiba, kami semua menyiapkan alat yang dipakai, seperti sepatu, dekker, kaos kaki, jersey, dan sarung tangan bagi kiper. Kita berangkat ke stadion untuk para finalis. Sesampai disana kami langsung memakai peralatan sepak bola dan langsung pemanasan. Disaat pemanasan, saya melihat Ayah dan Kakak saya di tribun. Saya sangat senang sekali mereka datang, meskipun hanya ayah dan kakak saja.

2 kali pertandingan berlangsung, dengan cara kerja keras, kerja sama, ketekunan, dan berdoa kami tak terkalahkan. Kiper team tidak pernah kemasukan sekalipun tetapi cuma gol penalti saja yang mengakhiri skor seri. Team WCP juara 1 kejuaraan Festival Sepakbola So Nice tingkat Nasional Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Tengah tahun 2014. Salah satu pemain dari team mendapatkan Best Player. Akhirnya, kami pulang membawa prestasi yang membanggakan.

Meskipun bakat kalian tinggi, kalau Allah menghendaki yang menang yang dekat dengan-Nya, apa boleh buat? Berjuang lah dengan kerja keras dan berdoa lah kepada sang Pencipta. Gapai terus cita-citamu, kalau semisal bakatmu masih terpendam, gali lah terus sampai kamu termukan bakat yang pantas dan tidak merugikan orang lain.

Facebook
Twitter
Email
Print

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *