Kalau kita melihat smartfon, maka di dalamnya banyak aplikasi yang bisa untuk difungsikan. Kita bisa memfungsikan untuk SMS, bisa untuk WhatsApp, bisa juga facebook, instagram, You tube, membuka google, email, line, dll. Begitu banyak aplikasi yang tersedia, kadang tidak semua orang bisa memanfaatkan apa saja yang sudah tersedia di dalamnya. Paling banyak dipakai untuk SMS, WA, dan FB. Ini artinya, banyak aplikasi yang belum termanfaatkan. Berarti kapasitas yang cukup luas itu hanya difungsikan sangat terbatas.
Manusia diberikan kapasitas kecerdasan jauh lebih besar dibanding dengan smartfon yang ada dalam genggaman. Selain potensi dari sebaik-baik bentuk, manusia juga diberikan potensi milyaran sel otak. Lalu mengapa ada yang berfikiran bahwa ada anak yang bodoh dan ada anak yang cerdas. Sebenarnya tidak ada anak yang bodoh. Semua anak memiliki kecerdasan untuk mengantarkan setiap individu menjadi sukses. Justru yang menjadi permasalahan seringkali karena cara untuk menemukan potensi dan mengembangkannya. Ibarat Smartfon yang memiliki banyak aplikasi, tetapi kemampuan memanfaatkan sangat rendah.
Minimal dalam diri manusia itu ada sembilan kecerdasan. Ada kecerdasan beragama, Spiritual Quotion (SQ), kecerdasan ini akan banyak kontribusi kesuksesan dalam berbagai bidang profesi apapun. Dimensi spiritual akan mampu melejitkan potensi lainnya,menjadi akselerasi dalam bidang yang tak terbatas. Ada kecerdasan bahasa (linguistik), kemampuan untuk menjadikan keterampilan bahasa sebagai alat untuk menuju kesuksesan. Cerdas hitung (logis-matematik), kemampuan untuk berfikir logika, yang sering ditandai dengan intelectual quotions (IQ) yang tinggi. Cerdas gambar (visual-spasial), kemampuan untuk menggambar, melukis, membuat pola garis yang mengantar seseorang bisa meraih sukses. Cerdas diri dan cerdas bergaul (interpersonal dan intrapersonal) yang ikut menentukan kesuksesan dalam kategori emotional quotions (EQ). Ada anak yang cerdas musik (musikal) sehingga mampu bermain musik, vokal, dan yang lainnya. Tidak jarang kita jumpai anak yang memiliki kecerdasan alam (natural). Olahragawan, seperti pemain bola, sukses karena memiliki cerdas gerak (kinestetik). Semua kecerdasan itu memiliki potensi dan peluang untuk bisa mengantar anak menjadi sukses. Jika kita mampu menemukan setiap kecerdasan pada diri anak, maka sukses tinggal tunggu waktu.
Drs. Najib Sulhan, MA
2 thoughts on “Edisi 7: Setiap Anak Cerdas”
artikel ini sangat membantu, semoga lebih banyak orang yang membaca hal-hal yang membangun seperti ini. terlebih lagi para orang tua.
salam luar biasa untuk penulis dan SMP Alazka
Artikel keren. jadi tahu dalam membimbing anak2. sukses selalu untuk penulis dan smp al azhar kelapa gading.
wasalam