Ada dua energi yg berbeda kutub. Energi positif (epos) dan energi negatif (eneg). Energi positif sering memberikan kejutan positif dalam kehidupan seseorang. Sementara energi negatif akan memberikan dampak kehidupan yang tidak menguntungkan. Untuk itulah energi positif perlu dan harus dijadikan budaya.
Semakin banyak energi positif (epos) maka kita memiliki banyak tabungan kebaikan. Bagaikan memiliki banyak deposit tabungan di bank. Suatu saat, tabungan energi ini akan menjadi kejutan kejutan yang luar biasa. Ketika seseorang yg memiliki banyak energi positif diuji oleh Allah, maka tinggal minta kepada Allah untuk bisa dibantu atau dicairkan. Seseorang yg memiliki banyak energi positif akan menerima kejutan dengan cairnya energi itu. Ibarat saat seseorang butuh uang, maka tinggal ambil di ATM karena masih banyak deposit.
Ada empat cara energi positif dicairkan. Epos bisa mencair dalam bentuk harta, tahta, cinta, dan kata. Orang yg banyak energi positif akan dicukupkan hartanya. Memiliki kesehatan yg prima dan anak yg nurut serta sholih & sholihah merupakan harta yg tak terhingga. Bisa juga karier yg terus berkembang baik dan juga keharmonisan dalam membangun cinta kasih keluarga. Tidak kalah penting adalah kata kata yg bisa memberikan makna. Kata kata yg senantiasa bisa dipercaya orang. Semua itu bentuk pencairan dari energi positif.
Menyiapkan generasi emas di era milineal ini, justru banyak melatih dan membiasakan dalam berbudaya positif. Tantangan anak anak kita ke depan semakin kompleks. Guru dan orang tua jangan menyesal berbuat yg positif, meskipun kadang mendapatkan respon yg negatif. Justru pembiasaan yg positif akan berbuah positif. Inilah hukum kekekalan energi. Bahwa energi tidak hilang, tetapi berubah bentuk. Itu semua adalah hukum Allah, “Jika kamu berbuat baik, kebaikan untuk dirimu dan jika berbuat buruk, maka perbuatan buruk untuk dirimu.” Semoga kita selalu dimudahkan dalam melakukan kegiatan yg positif.
