Artikel merupakan bentuk karangan lepas yang berisi tentang pandangan, ide, opini, penilaian penulis tentang sesuatu hal. Dengan harapan orang lain mendapatkan informasi baru dan selanjutnya dapat mempengaruhi pembaca.
Artikel termasuk tulisan kategori views (pandangan), yakni tulisan yang berisi pandangan, ide, opini, penilaian penulisnya tentang suatu masalah atau peristiwa. Pandangan ini dituangkan dalam bentuk tulisan yang dimuat untuk dibaca oleh masyarakat umum.
Ada 7 karakteristik tulisan artikel:
1) Ditulis dengan atas nama (by line story)
2) Mengandung gagasan aktual dan atau kontroversi
3) Gagasan yang diangkat menyangkut kepentingan pembaca
4) Ditulis secara referensial dengan visi intelektual
5) Disajikan dalam bahasa yang sederhana , jelas, menarik, hidup, segar, populer, dan komunikatif.
6) Singkat dan tuntas
7) Orisinil atau asli
Jenis-jenis artikel
Artikel mempunyai beberapa jenis antara lain:
- Artikel deskriptif
Artikel deskriptif (to describe = menggambarkan) adalah tulisan yang isinya menggambarkan secara detail atupun garis besar tentang suatu masalah, sehingga pembaca mengetahui secara utuh suatu masalah yang dikemukakannya.
- Artikel eksplanatif
Artikel ekplanatif ( to explain = menerangkan, menjelaskan) isinya menerangkan sejelas-jelasnya tentang suatu masalah, sehingga si pembaca memahami betul masalah yang dikemukakannya.
- Artikel prediktif
Artikel prediktif (to predict = meramalkan) berisi ramalan atau dugaan apa yang kemungkinan terjadi pada masa mendatang, berkaitan dengan masalah yang dikemukakannya.
- Artikel preskiptif
Artikel preskiptif (to prescribe = menentukan, menuntun) isinya mengandung ajakan , imbauan, atau “perintah” bagi pembaca agar melakukan sesuatu. Kata-kata “harus” , “seharusnya”, “hendaknya”, “sayogyanya”, dan semacamnya mendominasi tulisan ini.
- Artikel informatif
Artikel informatif isinya memberikan sebuah informasi tentang suatu masalah kepada pembaca. Dengan informasi ini pembaca akhirnya mengetahui apa yang sedang terjadi.
- Artikel persuasif
Artikel persuasif isinya berusaha untuk mengajak, menghimbau kepada pembaca tentang konsep yang ditulis oleh penulis dalam artikel yang sudah dimuat di media.
- Artikel rekreatif
Artikel rekreatif bermaksud menghibur pembaca dengan sebuah masalah atau peistiwa yang menarik. Mungkin masalah yang ditulis mengandung kelucuan atau mungkin dapat menghilangkan ketegangan.
Contoh Artikel:
Teriakan yang Mematikan
Oleh: Najib Sulhan
Ada cerita dari penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Salomon, yang letaknya di Pasifik Selatan. Penduduk primitive ini memiliki kebiasaan meneriaki pohon dengan teriakan yang mematikan.
Ketika penduduk hendak memotong pohon yang memiliki akar kuat dan sulit untuk dipotong maka sebagian penduduk yang berani naik ke atas pohon kemudian berteriak sekuat-kuatnya dan memaki-maki pohon. Hal ini dilakukan sampai berjam-jam selama empat puluh hari. Sungguh menakjubkan, ternyata pohon yang diteriakin itu perlahan-lahan daunnya mongering, rontok, kemudian mati.
Sesuatu yang aneh, namun mereka telah membuktikan bahwa teriakan yang dilakukan kepada makhluk hidup, seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya.
Ada juga penelitian yang dilakukan oleh seorang ilmuwan dari .Jepang tentang air. Profesor ini meneliti dua air yang dimasukkan dalam sebuah tempat yang terpisah untuk dibekukan. Botol yang satu senantiasa didoakan sementara satunya diteriaki dengan kata-kata yang menghinakan. Subhanallah, ternyata setelah kedua air yang ada di dalam botol itu membeku, ternyata kristal airnya berbeda. Air dalam botol yang selalu didoakan itu bentuk kristalnya indah dan beraturan. Sementara kristal dalam air yang diteriaki dengan kata-kata yang menghinakan, berantakan dan tidak karuan.
Apa sebenarnya yang dapat dipetik dari cerita di atas? Ternyata kata-kata itu sangat berpengaruh. Setiap kali teriakan itu tertuju pada makhluk tertentu, maka berarti telah mematikan rohnya.
Bisa dibayangkan jika itu terjadi pada manusia. Teriakan orang tua kepada anaknya. Mungkin juga suami kepada istrinya, atau sebaliknya. Terkadang juga guru kepada muridnya. Bahkan bisa saja atasan kepada bawahannya.
Tanpa disadari teriakan itu kerap kali menyertai kita. Hal itu muncul ketika perasaan jengkel, marah, kecewa menghampiri. Orang tua ketika melihat anaknya sulit belajarnya, tiba-tiba muncul buah kata dari rasa jengkel. “Dasar bego, begini saja tidak bisa”. Kadang-kadang tidak cukup dengan suara keras. Masih diberi bonus ekspresi yang menyeramkan.
Begitu juga terkadang terjadi pada guru terhadap muridnya. Ketika muridnya sulit menerima pelajaran. Tak jarang ada kata keras muncul dari mulut seorang guru. Itu semua pengaruh kejiwaan, yakni rasa jengkel dan kecewa. “Bagaimana kamu bisa pinter, mengerjakan seperti ini saja tidak bisa?”
Perlu diingat, jika pohon dan air saja menjadi hancur dan rohnya mati, apalagi manusia. Itu artinya, setiap kali kita berteriak, maka kita sudah mematikan orang yang kita cintai. Bisa saja anak kita. Bisa juga murid kita. Teriakan-teriakan itu hanyalah akan menjauhkan jiwa seseorang. Anak yang tadinya dekat dengan orang tua, guru yang tadinya dekat dengan siswanya hatinya akan semakin menjauh, meskipun secara fisik tampak begitu dekat.
Jika kita masih bisa berbicara dengan baik-baik, kenapa harus berteriak. Berteriak hanyalah untuk orang-orang yang memang berjauhan. Jangan sampai secara fisik kita dekat dengan saudara kita, anak kita, dan murid kita. Ternyata secara hati kita justru jauh dari mereka.
Untuk masalah ini, ada dua peringatan Allah yang ditujukan kepada manusia, khususnya di dalam mendidik anak. Surat An_nisa’ ayat 9 : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya meninggalkan anak-anak yang lemah di belakang mereka, maka hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mengucapkan perkataan yang baik”. Allah juga mengingatkan di dalam surat Luqman ayat 19: “Dan sederhanalah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.”
Sebagai orang tua dan guru, semoga kita diberi kekuatan oleh Allah di dalam mendidik anak. Kita diberikan kesabaran terhadap godaan hati, kejengkelan, kecewa. Sehingga tidak sampai mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan karena hal itu akan berakibat buruk bagi anak-anak kita.
Membaca Artikel:
Membaca Ekstensif adalah cara untuk membaca artikel.
Jenis membaca:
1. Berdasarkan metode atau cara ada dua yaitu membaca memindai
(scanning) dan membaca sekilas (skimming).
2. Berdasarkan tekniknya ada membaca cepat dan membaca indah.
3. Berdasarkan bahasa atau materii yang dibaca, membeca intensif
dan membaca ekstensif. Membaca intensif adalah membaca yang
memerlukan ketelitian tinggi, biasanya untuk membaca tabel, grafik,
atau petunjuk lainnya. Membaca ekstensif adalah untuk menambah
wawasan dan daya dukung informasi, seperti membaca karya ilmiah,
termasuk artikel.
Mengenal Gagasan di dalam Artikel
Gagasan adalah yang menjadi tujuan atau keinginan.
Gagasan sering disebut ide pokok.
Gagasan bisa secara langsung (tersurat) dan tidak langsung (tersirat)
Gasan utama atau ide pokok artikel biasanya berada pada kalimat utama.
Kalimat utama adalah kalimat yang menjiwai atau menjadi acuan
pembahasan dalam setiap paragraf.
Kalimat utama memiliki tiga ciri, yaitu struktur kalimat minimal SP, kalimat tunggal, dan tidak berambigu.
Cara menemukan gagasan di dalam artikel adalah pendekatan deduktif dan induktif. Deduktif adalah gagasan utama berada pada awal paragraf. Induktif adalah gagasan utama berada pada akhir paragraf.
Artikel merupakan karya ilmiah yang sering dimuat di surat kabar, majalah, atau tabloid.
Jenis karya tulis ilmiah yang sering dijadikan tugas antara lain:
1) Makalah : Karya ilmiah yang sering sebagai tugas di SMP, SMA,
bahkan tugas ketika di saat kuliah.
2) Skripsi : Tugas akhir bagi mahasiswa yang menyelesaikan S1.
3) Tesis : Tugas akhir bagi mahasiswa yang menyelesaikan S2
(Magister).
4) Disertasi : Tugas akhir bagi mahasiswa yang menyelesaikan S3
(Doktor)
1 thought on “Menulis Artikel”
Tulisan ini sangat membantu saya. terima kasih banyak, manfaat dan baokah